Apresiasi seni rupa
pertemuan .1
A. Apresiasi seni rupa adalah aktivitas mengindra karya seni rupa, merasakan, menikmati, menghayati dan menghargai nilainilai keindahan dalam karya seni serta menghormati keberagaman konsep dan variasi konvensi artistik eksistensi dunia seni rupa.
Secara teoretik menurut Brent G. Wilson dalam bukunya Evaluation of Learning in Art Education; apresiasi seni memiliki tiga domain, yakni
- perasaan (feeling), dalam konteks ini terkait dengan perasaan keindahan,
- penilaian (valuing) terkait dengan nilai seni,
- empati (emphatizing), terkait dengan sikap hormat kepada dunia seni rupa, termasuk kepada profesi perupa (pelukis, pepatung, pegrafis, pekeramik, pedesain, pekria, dan lain-lain). karena menyadari peran dan kontribusi para seniman tersebut bagi masyarakat, bangsa dan negara, atau bagi nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya.
B. Pengembangan Sikap Apresiatif Seni Rupa
Pada hakikatnya semua manusia dianugerahi oleh Tuhan apa yang disebut “sense of beauty”, rasa keindahan. Meskipun ukurannya tidak sama pada setiap orang, jelas setiap manusia sadar atau tidak menerapkan rasa keindahan ini dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika kita memantas diri dalam berpakaian, memilih dasi, memilih sepatu, dan berdandan (sekedar contoh). Senantiasa rasa keindahan berperan memandu prilaku kita untuk memilih apa yang kita anggap menampilkan citra harmonis, yang pada umumnya kita sebut tampan, gagah, cantik, ayu, rapi dalam bahasa sehari-hari
B. Jenis-jenis apresiasi karya seni rupa
kegiatan apresiasi seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
- Apresiasi Empatik(menilai atau menghargai suatu karya seni yang dapat di tangkap sebatas indra mata ),
- Apresiasi Estetis ( menilai atau menghargai suatu karya seni rupa dengan melibatkan pengamatan dan penghayatan yang mendalam)
- Apresiasi kritik (menilai atau menghargai suatu karya seni dengan melibatkan klasifikasi,deskripsi,analisis evaluasi serta menyimpulkan hasil penilaian .
C.Mengamalkan Prilaku
ManusiaBerbudaya dalam Kehidupan Bermasyarakat Sebelum membahas prilaku manusia berbudaya dalam kehidupan bermasyarakat, perlu pahami terlebih dahulu hakikat dan pengertian kebudayaan. Kata budaya berasal dari bahasa sansekerta, buddayah bentuk jamak dari kata budhi yang berarti akal dan nalar. Jadi kata kebudayaan dapat diartikan hal hal yang berhubungan dengan budi, akal, dan nalar. Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu.
Kebudayaan memiliki tiga wujud,
(1) kebudayaan sebagai konsep,
(2) kebudayaan sebagai aktivitas,
(3)kebudayaan sebagai artefak. Dengan klasifikasi seperti ini seluruh aktivitas interaksi manusia dengan Tuhan, interaksi dengan masyarakat, dan interaksi dengan alam, semuanya adalah kebudayaan.
gambar
pertemuan .2
A. Berekspresi dalam karya seni rupa
Pelaksanaan aktivitas kreasi seni lukis adalah kegiatan
merealisasikan konsep seni sebagai ekspresi. Yakni konsep yang
mendasarkan sumber inspirasi seni dipetik dari kehidupan psikologis
pelaku kreatif
Proses kreatif
berekspresi ini antara lain, memerlukan persiapan: kanvas ukuran
60 x 60 cm, palet, cat minyak atau cat acrylic, kuas, cucian kuas,
kain lap, dan perlengkapan lain yang dipandang perlu.
Bentuk ekspresi yang dimiliki setiap orang berbeda antara yang satu dengan yang lainya . hal tersebut disesuaikan dengan hal-hal yang dilihat dan didengar , srta kemampuan menalar suatu obyek dan daya imajinasi yang di miliki .
Ekspresi dapat ditujukan dengan membuat berbagai karya seni , misalnya seni rupa . karya seni rupa di buat dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan estetika / keindahan yang disebut seni murni .
Berdasarkan dimensinya / bentuknya seni rupa murni di bagi menjadi dua;
1. Seni rupa dua dimensi
seni rupa yang memiliki ukuran panjang dan lebar saja, dilihat hanya satu arah ,dipegang bentuknya rata
contoh ; lukisan ,gambar ,sketsa, seni grafis dll
2. Seni rupa tiga dimensi
seni rupa yang memiliki ukuran panjang,leba dan tinggi /volume, bisa dilihat dari segala arah, dipegang bentuknya tidak rata
contoh ; meja,kursi,guci ,vase bungah , tas,gelas,cangkir dll
seni rupa tiga dimensi di ciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang mempunyai fungsi keindahan dan juga kegunaan , sehingga seni rupa tiga dimensi disebut juga seni terapan
Gambar Bentuk dalam seni rupa di bagi menjadi tiga yaitu :
1. Bentuk Figuratif, yaitu karya seni rupa yang menggambarkan obyek-obyek alami , misalnya manusia,hewan,tumbuhan,gunung ,laut dll
2. Bentuk Semifiguratif, gambar seni rupa yang masih menggambarkan alamiah yang telah mengalami distorsi / deformasi atau stilasi.
3. Bentuk Nonfiguratif /abstrak, yaitu biasanya berupa unsur-unsur yang ditata menghasilkan karya yang indah.
Pertemuan .3 sbk kelas XI
Unsur Visual Dalam karya Seni Rupa
1. Unsur Visual
Karya seni rupa tersusun atas unsur visual seperti garis,warna,ruang,tekstur dan bentuk. untuk menciptakan suatu karya seni rupa yang baik , maka unsur visual harus diperhatikan dengan seksama.
a. Garis
Titik tunggal dalam ukuran kecil memiliki tenaga yang
cukup untuk merangsang mata kita dan dapat berperan sebagai
‘awalan’. Apabila titik digerakkan maka dimensi panjangnya
akan tampak menonjol dan sosok yang ditimbulkannya disebut
‘garis’
Garis dapat memberikan kesan gerak, ide, atau simbol. Pada
karya seni lukis garis dapat mengekspresikan suasana emosi
tertentu, seperti perasaan bahagia, sedih, marah, teratur, kacau,
bingung, dan lain sebagainya. Secara fisik garis dapat dibuat
tebal, tipis, kasar, halus, lurus, lengkung, berombak, memanjang,
pendek, putus-putus, patah-patah dan banyak lagi.
Garis adalah salah satu elemen yang penting dalam seni
lukis.
Garis dapat
diciptakan melalui:
- kontur, garis paling luar dari benda yang
dilukis
- Batas pemisah antara dua warna atau cahaya terang
dan gelap
- lekukan pada bidang melingkar atau memanjang
lurus
- batas antara dua tekstur yang berlainan.
b. Warna
Secara fisika warna ditimbulkan oleh sinar matahari, bila
kita sorotkan sinar matahari ke sebuah kaca prisma ,sinar tersebut akan terurai menjadi beberapa sinar warna, yang
disebut spektrum warna.
- Sifat Warna
Dalam teori warna ada tiga sifat optis warna, yaitu :
1. Saturation ? intensitas nada warna untuk
menunjukkan wama-wama menyala, dan warna-warna yang
suram.
2. Hue ? tingkat
kepekatan wama, misalnya merah, merah oranye, atau hijau, biru,
biru keunguan dan seterusnya.
3. value ? fenomena kece-merlangan dan kesuraman wama.
- Notasi Warna
Notasi warna, color notation, adalah sistem klasifikasi atau
identifikasi warna menurut sifat-sifat optisnya.
a.Warna primer
merah, biru, dan kuning.
b.Warna skunder
adalah hijau, ungu,
oranye, ketiganya merupakan hasil pencampuran warna primer.
c.Warna komplementer
letaknya bertolak belakang pada lingkaran
warna, misalnya merah dengan hijau, biru dengan oranye, dan
kuning dengan ungu.
Terang dan gelap , diungkapkan warna putih dan hitam. sedangkan netral adalah warna abu-abu.
- Jenis Warna
Dalam seni rupa dikenal jenis- jenis warna berikut :
1. Warna Intermediet , misalnya , orange, merah ungu,biru ungu,hijau biru,kuning hijau,dan orange kuning.
2. Warna Hangat dan Sejuk
warna yang memberi efek kehangatan , misalnya, merah,oranye,dan kuning.
warna yang memberikan efek kesejukan , misalnya , hijau dan biru
3. Warna Kromatik
hitam,putih dan abu-abu . warna akromatik selain warna kromatik.
Pertemuan .4 baca lks hal 13- 15, lalu kerjakan latihan .4 dibawa !
Pertemuan .5 Bab II
Seni Musik Barat
A. Pengertian Musik
Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami. Aristoteles
dalam “Te classical theory of concepts” menyatakan bahwa konsep merupakan penyusun utama
dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan flsafat pemikiran manusia.
Bunyi-bunyian atau suara, baik yang berasal dari manusia maupun dari benda-benda atau alat
merupakan garapan utama dalam seni musik. Dalam hal ini arranging and combining diartikan
sebagai penataan dan pengombinasian bunyi atau suara. Bunyi atau suara yang tertata dalam
pola urutan tertentu, misalnya dari suara rendah hingga tinggi atau sebaliknya, dikenal dengan
sebutan nada.
Di antara cabang seni yang lain, musik merupakan cabang seni yang paling akrab bagi
kita. Bahkan musik sudah dikenal manusia sejak zaman purba yang menurut peninggalan
arkeologis sudah ada sejak zaman Sumeria (5000 SM).
Berikut adalah pendapat beberapa ahli tentang musik:
- Schopenhauer
Filsuf Jerman abad
ke-19, menyatakan bahwa musik adalah melodi yang syairnya adalah alam semesta.
- David Ewen
berpendapat bahwa musik adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi
ritmik dari nada-nada, baik vokal maupun instrumental yang meliputi melodi dan harmoni
sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan, terutama aspek emosional.
-Lexicographer
Musik adalah kombinasi nada ,vokal dan instrumenyang harmoni untuk mengekspresikan segala suatu yang bersifat emosional.
B. Unsur-unsur Musik
Sebagaimana karya seni yang lain, seni musik juga memiliki unsur-unsur pembentuk.
Unsur-unsur musik diantaranya nada, dinamik, tempo, dan irama.
a. Nada
Suatu bunyi yang memiliki getaran yang teratur disebut nada. nada terbagi menjadi dua yaitu tinggi rendah dan panjang pendek.
Struktur nada itu didasarkan pada tinggi rendahnya nada (pitch), kuat lemahnya
nada (dinamik), dan warna nada (timbre).
warna dari sebuah nada dapat dilukiskan dengan Notasi.Notasi adalah sistem penulisan nada lagu,sedangkan satuan nada dalam mpenulisan musik disebut not.
Not terbagi menjadi dua yaitu not angka dan not balok.
- Not Angka ( 1 2 3 4 5 6 7 )
do re mi fa sol la si
Irama atau biasa disebut ritmemerupakan rangkaian gerak yang beraturan dan menjadi unsur dasar dari musik.
c.Tempo
Tempo adalah
istilah untuk menentukan cepat lambatnya lagu dinyanyikan.
d. Dinamik
Keras atau lembutnya suatu lagu serta perubahanya
Pertemuan . 6
A. Jenis Pertunjukan Musik Barat
Ditinjau dari sarananya, ada tiga jenis pertunjukan musik barat, yaitu pertunjukan vokal,
pertunjungan musik instrumental, dan pertunjukan musik gabungan vokal dan instrumental.
1. Seni Vokal
Seni vokal adalah seni musik yang
mengutamakan dan mengeksploitasi suara
manusia. Seni vokal biasa disebut bernyanyi.
2. Seni Pertunjukan Musik
Selain pertunjukan seni vokal, musik dapat pula dipertunjukkan dengan hanya menggunakan
instrumen musik. Pertunjukan resital, ansambel, orkestra, adalah contoh pertunjukan seni musik
instrumental.
a. Resital
Resital dari bahasa Inggris recital yang dapat berarti deklamasi atau pertunjukan piano secara solo membawakan lagu-lagu karya sendiri yang menggambarkan atau menceritakan perjalanan
proses kreatif sang pianis. Biasanya yang dimainkan adalah portofolio karya sang seniman.
b. Ansambel
Ansambel adalah sajian kelompok musik baik dengan instrumen yang sejenis atau campuran.
Ansambel yang memainkan alat musik gesek semuanya disebut sebagai ansambel gesek. Alat
musik yang dimainkan tentu saja berupa alat musik gesek sejenis violin, biola, celo, dan contra
bas. Sedangkan ansambel campuran memainkan aneka alat musik mulai dari alat musik ritmis,
melodis, maupun harmonis.
Ditinjau dari instrumen yang digunakan, ada bermacam-macam ansambel, seperti ansambel
gesek, ansambel tiup, ansambel perkusi, ansambel petik, dan ansambel campuran.
c. Orkestra
Orkestra dimaksudkan sebagai kelompok
musisi yang memainkan alat musik bersama.
Kelompok orkestra memiliki 30-40 pemain
hingga 100-an pemain. Yang beranggotakan 30-
40 pemain disebut orkestra kecil. Yang memiliki
100-an pemain disebut orkestra besar (Symphony
orchestra atau philharmonic orchestra).
B. Sejarah Perkembangan Musik Barat
Musik itu bersifat universal. Setiap orang, dari mana pun asalnya, akan mampu mencerna,
memahami, dan menikmati musik tanpa harus mengenal, mengerti, dan memahami bahasa lirik
yang digunakan penciptanya. Musik adalah melodi, ritme, dan harmoni yang untuk memahaminya
cukup dengan bahasa rasa.
1. Musik Zaman Yunani Kuno (mulai tahun 1000 SM)
Meskipun dalam sejarah Yunani takluk kepada Kesaisaran Roma, tetapi kekuatan kebudayaannya
masih tetap eksis. Hal ini terbukti dari tetap digunakannya Bahasa Yunani sebagai bahasa
pengantar di wilayah Laut Tengah sampai abad ke-2. Para flosof, teolog, sastrawan, arsitek, dan
pemusik sering menoleh ke masa Yunani kuno untuk mencari inspirasi bagi karya-karyanya.
2. Musik Zaman Romawi (mulai tahun 753 SM)
Kekuasan kekaisaran Roma sangat luas dan kuat sehingga stabilitasnya mampu membantu
perkembangan kesenian. Alat-alat musik yang diciptakan dan dikembangkan oleh pemusik Roma
pun semakin banyak dan bervariasi.
3. Musik Abad Pertengahan (476-1450 M)
Abad pertengahan diawali dengan runtuhnya kekaisaran Romawi. Pada awalnya musik abad
pertengahan masih bersifat monofonik. Monofonik berasal dari kata Yunani monos, berarti
tunggal, dan phooneoo berarti berbunyi. Monofonik berarti jenis musik yang hanya terdiri dari
satu suara saja tanpa iringan apa pun.
Seni musik abad pertengahan juga
4. Musik Zaman Renaisans (1450-1600)
Kata renaisans berasal dari Bahasa Prancis renaissance yang berarti “lahir baru” menemukan
kembali jati diri manusia. Artinya, manusia dengan akal budi dan dan aspirasi, cipta, karya,
karsanya berhak untuk menentukan hal-hal yang berkaitan dengan individunya. Inilah awal
aliran humanisme.
5. Musik Zaman Barok (1600-1750)
Istilah barok diambil dari bahasa Portugis barocco yang berarti mutiara. Istilah ini sebenarnya
tidak digunakan pada waktu itu. Istilah barok hanya digunakan untuk memberi identitas bagi
sebuah masa perkembangan seni musik pada masa tahun 1600-an hingga tahun 1750-an yang
tidak ada ciri-ciri dramatis dibandingkan dengan masa sebelumnya.
6. Zaman Musik Klasik (1750-1800)
Menurut Frederich Blume (1958) musik klasik adalah karya seni musik yang sempat
mengintikan daya ekspresi dan bentuk bersejarah sedemikian rupa hingga tercipta suatu ekspresi
yang meyakinkan dan dapat bertahan terus.
7. Musik Zaman Romantik (1800-1890)
Istilah romantik dalam sejarah perkembangan musik Eropa berhubungan dengan perasaan,
sikap batin, dan jiwa manusia. Pada zaman ini karya seni musik dianggap lebih mengikuti gerak
hati penciptanya. Oleh karena itu gaya musik pada zaman ini begitu bebas dan tak terbatas.
8. Musik Abad Modern (1900-sekarang)
Seiring dengan munculnya kesadaraan kebangsaan dan pembebasan dari belenggu kolonialime
di abad XX, seni musik juga mengalami revolusi bentuk dan gaya.
Pertemuan .7 Baca lks hal 29 - 31 , setelah baca kerjakan latihan .7 di bawah ini !
Pertemuan .8 bab 3 , baca lks hal 38-39 , setelah baca kerjakan latihan .8 dibawah ini !
Pertemuan .9
Fungsi Tari
Ada beberapa cara untuk mengamati tari-tarian di Indonesia, salah satunya dipandang dari
fungsinya. Soedarsono (1998), membagi fungsi tari atas dasar:
1. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai upacara adat
Tari yang berfungsi sebagai upacara, apabila tari tersebut memiliki ciri: dipertunjukan pada
waktu terpilih, tempat terpilih, penari terpilih, dan disertai sesajian.
Dalam hal ini kamu bisa mengamati tari-tari yang ada di daerah sekitarmu atau daerah
lainnya. Bagi siswa yang berada di Bali, tentunya tidak akan sulit menemukan tari-tari tersebut,
bukan? Hampir semua tari yang digunakan untuk acara keagamaan memiliki fungsi upacara.
Bagi siswa yang berada Yogyakarta atau Surakarta, kamu tentu mengenal tari Bedhaya dan
tari Serimpi yang digelar di keraton saat upacara penting. Tarian tersebut digelar pada waktu,
tempat, dan penari terpilih.
Di Bali tari pendet di bawakan oleh perempuan - perempuan di pura .
2. Pengamatan terhadap tari yang berfungsi sebagai hiburan
Tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi memiliki ciri gerak yang spontan. Pernahkah
kamu menyaksikan orang menari dengan gerak spontan seperti itu? Betul sekali jika kamu
menyatakan orang yang sedang ramai-ramai menari diiringi musik dangdut sebagai tari untuk
hiburan pribadi.
Dari pengamatan kamu, mengapa mereka menari secara spontan? Sekali lagi
kamu benar, bahwa pada intinya tari yang berfungsi sebagai hiburan pribadi ini dilakukan
untuk kesenangan sendiri atau kegembiraan yang sesaat.
contoh tari tayub dari jawa tengah , tari giring - giring dari kalimantan, tari serampang dua belas dari sumatra dan tari maengket dari sulawesi.
3. Pengamatan tari yang berfungsi sebagai Pertunjukan /penyajian estetis
Tari yang berfungsi sebagai penyajian estetis adalah tari yang disiapkan untuk dipertunjukan.
Apakah kamu pernah menonton pertunjukan tari di gedung pertunjukan atau televisi? Sudah
tentu sering sekali menonton pertunjukan seperti itu, ya. Banyak sekali contoh pementasan
tarian sebagai penyajian estetis itu.
contoh : Sendatari Ramayana dari jogjakarta
4. Pengamatan tari yang berfungsi pergaulan
Tarian yang dimainkan untuk berinteraksi kesesama saja. Tarian ini digunakan untuk saling adu unjuk rasa dalam kesenian .
contoh : Tari Jaipong, Bangreng
Pertemuan . 10 Bentuk Tari
1. Tari rakyat/ tradisional,
yaitu tari yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat serta turun -temurun.
Contohnya : Tari Jaipong, Tari Kecak.
2 Tari klasik
yaitu tari yang tumbuh dan berkembang di lingkungan kerajaan atau Keraton
Contohnya : Tari Rejang, Tari Lengger.
3. Tari modern/ kreasi
Pengertian tari kreasi adalah tari klasik yang diaransemen dan dikembangkan sesuai perkembangan zaman, namun tetap mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
contohnya :Tari Merak, Tari Kupu-Kupu.
Tari kreasi dapat dibedakan menjadi dua, diantaranya ialah sebagai berikut ini :
- Tari kreasi baru pola tradisi : Tari seni ini ialah tari yang menggunakan sentuhan unsur tradisional baik itu gerakannya, riasan dan kostumnya, maupun iramanya. Adapun nilai-nilai tradisi yang dibawakan dalam tarian jenis ini
- Tari kreasi pola non tradisi : Tarian ini ialah merupakan tarian yang dimana tidak menggunakan sama sekali unsur-unsur tradisional didalam tariannya, baik itu pada gerakannya, rias dan kostum maupun iramanya.
Pertemuan .11 Nilai Estetika seni Tari
Nilai estetika suatu tari dapat dinilai menggunakan 4 dasar yaitu sebagai berikut:
1. Wiraga
Wiraga adalah dasar keterampilan gerak tubuh/fisik penari yang dapat menyalurkan ekspresi batin dalam bentuk gerak tari. Gerakan anggota tubuh itu antara lain:
- Jari-jari tangan
- Pergelangan tangan
- Siku-siku tangan
- Bahu
- Leher
- Muka dan kepala
- Lutut
- Mulut
- Jari-jari kaki
- Dada
- Perut
- Pinggul
- Biji mata
- Alis
- Pergelangan kaki
2. Wirama
Wirama adalah suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis di dalam tari. Di dalamnya terdapat pengaturan dinamika seperi aksen dan tempo tarian. ada dua macam Wirama pada tari, yaitu:
Wirama tandak : adalah wirama yang ajeg (tetap) dan murni dengan ketukan dan aksen yang berulng-ulang dan teratur.
Wirama bebas : adalah wirama yang tidak selalu memiliki ketukan dengan akses yang berulang-ulang dan teratur.
3. Wirasa
Wirasa adalah ekspresi raut muka /mimik yang menggambarkan karakter tarian, penghayatan gerak sesuai dengan tuntutan tarian. Wirasa merupakan tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian. seperti : tegas, lembut, gembira dan sedih, yang mengekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah sehingga melahirkan keindahan
4. Wirupa
Adalah penampilan penari dari ujung atas sampai ujung bawah . Wirupa adalah unsur yang memberikan kejelasan karakter gerak tari yang ditunjukan melalui warna, busana dan tata rias.
Pertemuan . 12
1. Tari Garuda Nusantara
Properti tari Garuda Nusantara yang pertama adalah mahkota Garuda. Seperti namanya, mahkota ini berbentuk seperti burung garuda dan dikenakan di kepala para penari. Karena mahkota ini berbentuk seperti burung garuda, banyak orang menyebut jika mahkota ini merupakan simbol dari tarian Garuda Nusantara. Secara umum mahkota ini berwarna keemasan dan terbuat dari kuningan.
Tari Garuda Nusantara atau juga biasa disebut tari Sliwedari merupakan tarian kreasi baru dan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Karena selalu mengalami perubahan-perubahan, gerakan tari dan properti tari garuda nusantara juga berbeda-beda. Akan tetapi, secara umum terdapat properti tari dan gerakan tari yang masih sama.
Tari Garuda Nusantara sendiri berasal dari pulau jawa, namun tidak ada kepastian asal daerahnya. Tarian Garuda Nusantara ini menggambarkan burung garuda yang memamerkan keindahan, kegagahan dan kelincahan. Burung garuda sendiri dipercaya sebagai makhluk setengah dewa yang memiliki karakter berani, kuat, setia, dan berjiwa bebas.
2. Tari Merak
Tari merak diciptakan pada tahun 1950-an oleh seniman dan koreografer tari asal Jawa Barat. Tarian ini berasal dari Jawa Barat atau daerah Pasundan oleh Raden Tjetjep Soemantri. Beliau mengambil gerakan-gerakan indah dari burung merak yang kemudian dijadikan sebuah tarian.
Kesenian tari merak adalah penerapan dan kehidupan atau tingkah laku seekor burung merah. Lebih spesifik lagi, tari ini diambil dari perilaku burung merak jantan ketika ingin memikat burung merak betina. Salah satu gerakan indah yang ditampilkan adalah gerakan burung merak jantan yang memperlihatkan keindahan bulu ekornya.
- Kostum atau busana penari berdesain seperti tubuh burung merak lengkap dengan bulu-bulunya. Hal tersebut ditampilkan dalam penggunaan warna biru, hijau, dan hitam sebagai ciri khas burung merak. Kostum penari juga dilengkapi dengan sepasang sayap yang dapat dikembangkan. Selain itu, pada bagian kepala penari juga terdapat mahkota.
- Gerakan penari merak sebisa mungkin mengikuti tingkah laku burung merak jantan ketika mendekati burung merak betina. Gerakan-gerakan tersebut dilakukan dengan sangat gemulai.
- Tari merak dipentaskan secara berpasangan sebagai symbol tarian antara merak jantan dan merak betina.
Pertemuan. 13
3. Tari Loliyana
Asal Usul dan Sejarah Tari Adat Loliyana – Tari Adat Loliyana merupakan tarian adat hasil kreasi atau pengembangan yang berasal dari masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua, dari ini berasal dari Maluku.
Tarian Adat Loliyana ini selain mengangkat Upacara Panen Lola sebagai inti kisahnya, juga mengacu pada tradisi dan budaya masyarakat Kepulauan Teon Nila Serua, Maluku dimana tarian adat ini lahir dan berkembang.
Dalam bahasa masyarakat Maluku, Loliyana merupakan kata yang digunakan untuk menyebut suatu pekerjaan mengumpulkan salah satu hasil laut, yaitu Lola. Lola (Trochus Niloticus) merupakan binatang laut yang berupa siput laut atau kerang yang berasal dari spesies Molluska atau Siput .
Proses panen Lola diawali dengan pesta rakyat mengelilingi api unggun dari malam hari hingga pagi menjelang subuh.
Panen ini dilakukan secara gotong royong, baik laki-laki maupun perempuan semuanya turut serta dalam perayaan panen ini. Dari tradisi panen lola inilah, kemudian lahir kreasi Tari Adat Loliyana.
Tari Kipas Parentak merupakan salah satu jenis tari kipas yang berkembang di Jambi. Bentuk tari Kipas Parentak adalah tari kelompok putri.
Penyajian tari Kipas Parentak dapat memberikan motivasi dan semangat kepada masyarakat. Tari Kipas Parentak juga berfungsi memberikan hiburan bagi kalangan anak muda.
Tari Kipas Parentak menggambarkan kegiatan bergotong-royong dalam menanam padi. Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan acara memanen padi dan istirahat sebagai tarian pelepas lelah.
Pakaian yang dikenakan oleh penari Kipas Parentak adalah kain khas Jambi, baju beludru warna merah, warna hitam, atau warna ungu, dan rompi kain songket. Para penari Kipas Parentak menggunakan aksesoris berupa gelang berduri, subang di telinga, dan ikat pinggang. Perlengkapan tari yang dipakai adalah kipas.
fatimatuz zahro
BalasHapusDewi cahyani
BalasHapusAbdullah Muhammad
BalasHapusAhmad khoirul yani
BalasHapusANDIKA PURNAMA
BalasHapusIta Rosanti
BalasHapusVita Ratnasari 11c
BalasHapusAldhila ainur rohmah
BalasHapusArdilla Destri Rachmadhanna
BalasHapusfatimatuz zahro
BalasHapusYessy nur oktavia
BalasHapusfatimatuz zahro 11c
BalasHapus